ANDAIKATA
TUHAN TIDAK MENJADI MANUSIA
Pada
pihak Allah, merancangkan dan atau menghendaki manusia menjadi suatu ciptaan
yang segambar dan serupa dengan PribadiNya (bukanlah soal kuantitasnya, tetapi
soal kualitasnya), serta tinggal dalam
hadiratNya untuk menikmati segala anugerah dan kemurahanNya
. Tetapi, oleh
karena suatu pilihan yang salah dari manusia (Adam
dan Hawa : Kejadian 3:1-24), yaitu dengan jalan mempercayai dan mentaati
perkataan Iblis (Kej 3:4-6), pada akhirnya manusia
terjerat tipu muslihatnya dan mengalami beberapa hal yang serius, yaitu :
1.
Sebagai akibat kejatuhannya dalam dosa, manusia
mengalami keterpisahan dengan Allah (Kej 3:23-24)
dengan cara Allah mengusirnya dari Taman Eden (Dalam hal ini, bukanlah
menunjukkan Pribadi Allah yang bengis, melainkan mengajarkan kepada manusia
bahwa setiap tindakan pelanggaran memiliki konsekuensi yang tidak dapat
ditawar). Kata Eden” (Ey’-den) memiliki arti “Pleasure” (Kesenangan) yaitu
suatu tempat yang menyenangkan sebagai habitat pertama bagi manusia sesudah
penciptaan (The firts habitat of man after the creation)
2.
Akibat fatal yang selanjutnya adalah (Roma 3:23) bahwa manusia telah kehilangan
kemuliaan Allah. Kata “Kemuliaan” berbicara soal “Bobot” atau “Kualitas”, yaitu
suatu kehidupan yang berbobot atau berkualitas dan bernilai tinggi (top value).
(Kej 6:5) menyatakan bahwa “...kecenderungan
hatinya membuahkan kejahatan...” dan dimana “Hati” menggambarkan pusat
kehidupan manusia (Amsal 4:23 “...karena dari
situlah terpancar kehidupan”), sangatlah tidak mengherankan, ketika
manusia (Adam dan Hawa) itu diusir keluar dari Taman Eden terjadilah pembunuhan
pertama kali antara manusia dengan manusia (Peristiwa berdarah dalam keluarga :
Kain membunuh saudaranya, yaitu Habel) karena iri hati (panas hati) (Kej 4:3-10).
Pada
periode PL (Perjanjian Lama), pengertian tentang eksistensi (Keberadaan) Allah
adalah “Transenden” inti artinya adalah Allah yang eksistensi diriNya
(Keberadaan diriNya) itu sangat jauh atau sebagai Pribadi yang sangat sulit
terjangkau oleh manusia atau bahkan tidak akan terjangkau. Mengapa? Karena
Allah, dianggap sebagai Pribadi yang Maha Kudus dan Maha Kuasa, dimana manusia
sangatlah tidak layak menghampiri Allah dan mengalami keterpisahan dari Allah
sebagai akibat kejatuhan dalam dosa (Kejadian 3). Oleh sebab itu, tidak satupun
usaha manusia yang dapat membuat dirinya layak dan dapat menghampiri Allah,
walaupun dengan jalan memegang Hukum Taurat, menjalankan aturan-aturan Agama
dan sekalipun melakukan perbuatan baik, hal tersebut tetaplah tidak akan
membuat manusia layak dihadapanNya dan apalagi mengalami Anugerah
KeselamatanNya.
Tetapi
pada era PB (Perjanjian Baru) adalah suatu era yang sangat luarbiasa dahsyatnya,
suatu era Anugerah dan Pembaharuan bagi manusia dari generasi ke generasi yang
bukan hanya berdampak bagi kehidupan saat ini,tetapi yang pasti berdampak juga
bagi kehidupan pada masa kekekalan. Karena pada era Perjanjian Baru, pengertian
eksistensi (Keberadaan) Allah bukanlah “Allah yang transenden” melainkan “Allah
yang imanen” yang intinya adalah Pribadi Allah yang dekat atau yang dapat
terjangkau oleh manusia karena kasih dan anugerahNya yang melayakkan manusia
untuk dapat menghampiriNya (hal ini, bukanlah hasil dari perbuatan dan atau
usaha manusia, semata-mata oleh Kasih dan AnugerahNya).
(Yohanes
3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”) surat ini menguatkan
tentang beberapa argumentasi fundamental (mendasar) tentang :
·
Inisiatif
pemulihan hubungan dan keberadaan manusia adalah dari Allah, Bapa Sorgawi (dikembalikan
kepada posisi semula, sama seperti pada awal penciptaan yaitu posisi sempurna,
dimana suatu kondisi sebelum terjadinya kejatuhan dalam dosa) sebagai manusia
yang berbobot atau berkualitas (secara rohani : segambar dan serupa dengan
Allah) sebagai manusia yang memiliki “Kemuliaan Allah” (bandingkan: Roma 3:23 ; Kej 6:5). Saya
menyebutnya sebagai “The Greatest Bridge atau The Grace Bridge” yang tidak
dapat dibangun oleh siapun didunia (bahkan Iblispun tidak akan pernah bisa!)
dan untuk melewatinyapun tidak memerlukan biaya apapun..... “Semua hanya karena
Anugerah”
·
Menyatakan
dengan tegas, bahwa tidak ada usaha sekeras apapun dan dalam bentuk apapun dari
manusia untuk memperoleh “Keselamatan atau Kehidupan Kekal”
(Efesus 2:8,9 ... (8) Sebab
karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu,
tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang
yang memegahkan diri) ... ayat korelasi ... (Roma
3:23-25 .... (23) Karena semua orang telah berbuat dosa dan
telah kehilangan kemuliaan Allah, (24) dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25) Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi
jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk
menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah
terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.)
·
Meyatakan
secara tegas dan mutlak (absolut) bahwa tidak ada jalan keselamatan lain lagi,
selain melalui Yesus Kristus (Yoh 14:6 korelasikan
dengan Roma 3:25 dan Filipi 2: 6-8 ...
(6)yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8) Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati di kayu salib.)
Marilah, kita
semua saudara/i dalam Kristus Yesus, hendaklah kita, hari lepas hari semakin
membangun dan bertumbuh dalam pengertian iman yang benar dan mengarahkan
pandangan kepada masa kekekalan .... Pegang erat
keimanan kita dan jangan meninggalkannya hanya karena perkara yg semu dan
tantangan hidup !! J J
Tuhan memberkati
“KESELAMATAN ADALAH HAL YANG GRATIS, TETAPI BUKANLAH SESUATU
YANG MURAHAN”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar