Kamis, 09 Agustus 2012

THE POWER OF "KENOSIS"


ANDAIKATA TUHAN TIDAK MENJADI MANUSIA
            Pada pihak Allah, merancangkan dan atau menghendaki manusia menjadi suatu ciptaan yang segambar dan serupa dengan PribadiNya (bukanlah soal kuantitasnya, tetapi soal kualitasnya),  serta tinggal dalam hadiratNya untuk menikmati segala anugerah dan kemurahanNya
. Tetapi, oleh karena suatu pilihan yang salah dari manusia (Adam dan Hawa : Kejadian 3:1-24), yaitu dengan jalan mempercayai dan mentaati perkataan Iblis (Kej 3:4-6), pada akhirnya manusia terjerat tipu muslihatnya dan mengalami beberapa hal yang serius, yaitu :
1.      Sebagai akibat kejatuhannya dalam dosa, manusia mengalami keterpisahan dengan Allah (Kej 3:23-24) dengan cara Allah mengusirnya dari Taman Eden (Dalam hal ini, bukanlah menunjukkan Pribadi Allah yang bengis, melainkan mengajarkan kepada manusia bahwa setiap tindakan pelanggaran memiliki konsekuensi yang tidak dapat ditawar). Kata Eden” (Ey’-den) memiliki arti “Pleasure” (Kesenangan) yaitu suatu tempat yang menyenangkan sebagai habitat pertama bagi manusia sesudah penciptaan (The firts habitat of man after the creation)
2.      Akibat fatal yang selanjutnya adalah (Roma 3:23) bahwa manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Kata “Kemuliaan” berbicara soal “Bobot” atau “Kualitas”, yaitu suatu kehidupan yang berbobot atau berkualitas dan bernilai tinggi (top value). (Kej 6:5) menyatakan bahwa “...kecenderungan hatinya membuahkan kejahatan...” dan dimana “Hati” menggambarkan pusat kehidupan manusia (Amsal 4:23 “...karena dari situlah terpancar kehidupan”), sangatlah tidak mengherankan, ketika manusia (Adam dan Hawa) itu diusir keluar dari Taman Eden terjadilah pembunuhan pertama kali antara manusia dengan manusia (Peristiwa berdarah dalam keluarga : Kain membunuh saudaranya, yaitu Habel) karena iri hati (panas hati) (Kej 4:3-10).
Pada periode PL (Perjanjian Lama), pengertian tentang eksistensi (Keberadaan) Allah adalah “Transenden” inti artinya adalah Allah yang eksistensi diriNya (Keberadaan diriNya) itu sangat jauh atau sebagai Pribadi yang sangat sulit terjangkau oleh manusia atau bahkan tidak akan terjangkau. Mengapa? Karena Allah, dianggap sebagai Pribadi yang Maha Kudus dan Maha Kuasa, dimana manusia sangatlah tidak layak menghampiri Allah dan mengalami keterpisahan dari Allah sebagai akibat kejatuhan dalam dosa (Kejadian 3). Oleh sebab itu, tidak satupun usaha manusia yang dapat membuat dirinya layak dan dapat menghampiri Allah, walaupun dengan jalan memegang Hukum Taurat, menjalankan aturan-aturan Agama dan sekalipun melakukan perbuatan baik, hal tersebut tetaplah tidak akan membuat manusia layak dihadapanNya dan apalagi mengalami Anugerah KeselamatanNya.
Tetapi pada era PB (Perjanjian Baru) adalah suatu era yang sangat luarbiasa dahsyatnya, suatu era Anugerah dan Pembaharuan bagi manusia dari generasi ke generasi yang bukan hanya berdampak bagi kehidupan saat ini,tetapi yang pasti berdampak juga bagi kehidupan pada masa kekekalan. Karena pada era Perjanjian Baru, pengertian eksistensi (Keberadaan) Allah bukanlah “Allah yang transenden” melainkan “Allah yang imanen” yang intinya adalah Pribadi Allah yang dekat atau yang dapat terjangkau oleh manusia karena kasih dan anugerahNya yang melayakkan manusia untuk dapat menghampiriNya (hal ini, bukanlah hasil dari perbuatan dan atau usaha manusia, semata-mata oleh Kasih dan AnugerahNya).
(Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”) surat ini menguatkan tentang beberapa argumentasi fundamental (mendasar) tentang :
·         Inisiatif pemulihan hubungan dan keberadaan manusia adalah dari Allah, Bapa Sorgawi (dikembalikan kepada posisi semula, sama seperti pada awal penciptaan yaitu posisi sempurna, dimana suatu kondisi sebelum terjadinya kejatuhan dalam dosa) sebagai manusia yang berbobot atau berkualitas (secara rohani : segambar dan serupa dengan Allah) sebagai manusia yang memiliki “Kemuliaan Allah” (bandingkan: Roma 3:23 ;   Kej 6:5). Saya menyebutnya sebagai “The Greatest Bridge atau The Grace Bridge” yang tidak dapat dibangun oleh siapun didunia (bahkan Iblispun tidak akan pernah bisa!) dan untuk melewatinyapun tidak memerlukan biaya apapun..... “Semua hanya karena Anugerah”
·         Menyatakan dengan tegas, bahwa tidak ada usaha sekeras apapun dan dalam bentuk apapun dari manusia untuk memperoleh “Keselamatan atau Kehidupan Kekal”
(Efesus 2:8,9 ... (8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9)  itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri) ... ayat korelasi ... (Roma 3:23-25 .... (23)  Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, (24)  dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. (25)  Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.)
·         Meyatakan secara tegas dan mutlak (absolut) bahwa tidak ada jalan keselamatan lain lagi, selain melalui Yesus Kristus (Yoh 14:6 korelasikan dengan Roma 3:25 dan Filipi 2: 6-8 ...  (6)yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7)  melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. (8)  Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.)
Marilah, kita semua saudara/i dalam Kristus Yesus, hendaklah kita, hari lepas hari semakin membangun dan bertumbuh dalam pengertian iman yang benar dan mengarahkan pandangan kepada masa kekekalan .... Pegang erat keimanan kita dan jangan meninggalkannya hanya karena perkara yg semu dan tantangan hidup !! J J
Tuhan memberkati
“KESELAMATAN ADALAH HAL YANG GRATIS, TETAPI BUKANLAH SESUATU YANG MURAHAN”
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar